Pemikiran yang memprotes dasar Iman Kristiani tentang Allah dan Yesus ini dituangkan oleh Frans Donald dalam buku Allah dalam Alkitab dan Al-Qur’an. Buku 97 halaman ini disambut dengan suka cita oleh Pendeta DR Tjahjadi Nugroho MA. Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia ini menyebut buku tersebut sebagai buku yang “menohok keras salah satu isyu teologis mendasar” (hlm. 9).
Doktrin Yesus sebagai Allah yang sejati dalam Trinitas, ditelanjangi habis-habisan oleh Frans. Dari sisi sejarah, dipaparkan secara kritis bahwa doktrin ini adalah warisan secara turun-temurun dalam tradisi kekristenan sejak abad ke-4, saat kekristenan yang bertradisi Yahudi bercampur dengan peradaban Yunani dan Romawi yang politeistik (menyembah banyak dewa). Lantas, secara perlahan-lahan tradisi tauhid dibelokkan oleh filsafat Yunani menjadi ajaran Trinitas. Doktrin ini ditradisikan selama belasan abad dan telah mendarah daging sehingga para pendeta dan pastur banyak yang tidak tahu asal-mula doktrin tersebut. Para pendeta dan pastur itu meyakini doktrin Trinitas, bahwa Yesus sebagai oknum kedua dari keallahan (ketuhanan), sebagai ajaran Alkitabiah (sesuai dengan ajaran Alkitab/Bibel). Padahal ajaran ini terbukti tidak sesuai dengan Alkitab, sehingga dinilai tidak Alkitabiah alias salah doktrin. (hlm. 37).
Pada halaman berikutnya, Frans membeberkan dalil-dalil Bibel untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Allah, antara lain: Yohanes 12:49-50 menyebutkan Allah mengutus/memerintah Yesus, berarti Allah dan Yesus adalah dua entitas yang berbeda. Yohanes 14:28 menyebutkan Allah lebih besar daripada Yesus, berarti Yesus tidak setara dengan Allah. Dalil lainnya adlah Yohanes 17:3, 20:17, Matius 24:36, Markus 13:32, 15:34, dll. (hlm. 39-40).
Setelah menohok doktrin tentang trinitas, ketuhanan Yesus, ketuhanan Roh Kudus dan peribadatan hari Minggu yang dinyatakan tidak Alkitabiah, Frans meletakkan bab “Taurat, Injil dan Al-Qur`an Satu Kesatuan” (hlm. 74-78). Dengan mengutip Al-Qur`an surat Al-Ma`idah 68, Frans menyimpulkan bahwa ketiga kitab suci (Taurat, Injil dan Al-Qur`an) adalah satu kesatuan kunci ilahi yang tidak bisa dipisahkan.
Untuk itu, Frans menyindir umat Islam, “Demikian pula para pengikut Nabi Muhammad SAW yang belum menyelidiki dan mempelajari Taurat dan Injil nampaknya belum tahu tentang nama Allah dalam Taurat, Yahweh yang disembah oleh leluhur mereka...” (hlm. 76).
Demikian sedikit ulasan tentang agama Kristen Tahuhid yang dicanangkan oleh Frans Donald. Dia mendefinisikan Kristen Tauhid sebagai Kristen yang bertahuhid kepada Allah yang Esa, bukan Trinitas. (hlm. 86).
Sekilas, ide agama Kristen Tauhid itu terlihat baik untuk meredam gesekan antara Islam dan Kristen. Tetapi, mempertemukan ajaran Taurat, Injil dan Al-Qur`an dalam satu agama pastilah akan melahirkan berbagai kerumitan yang berujung di jalan buntu.
Pasalnya, terdapat perbedaan dalam kitab-kitab tersebut. Jangankan mempersatukan Injil dengan Al-Qur`an, mempertemukan sesama ayat Injil saja bukan hal yang mudah. Misalnya, di satu sisi, Injil Bibel menyatakan bahwa Allah itu tidak sama dengan Yesus sebagaimana yang diungkapkan oleh Frans di atas. Tapi, dalam ayat-ayat lainnya, Bibel tidak membantah gelar bahwa Yesus adalah Allah. Misalnya: Yesus tidak menolak ataupun marah kepada Tomas ketika menyapanya dengan seruan “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yohanes 20:28).
Ayat lain yang menyebut Yesus sebagai Allah adalah: “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal” (I Yohanes 5:20).
“Tetapi tentang Anak (Yesus, pen.) Ia berkata: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran” (Ibrani 1:8).
Mempersatukan Al-Qur`an dengan Taurat dan Injil yang ada dalam Bibel, jelas mustahil. Karena dalam banyak ayat antara lain surat Al-Baqarah 75, 79, Al-Ma`idah 13, An-Nisa 46 dll, Al-Qur`an mengkritisi Bibel sebagai kitab yang sudah mengalami tahrif (perubahan, distorsi). Beberapa contoh tahrif ini telah ditampilkan dalam Sabili edisi sebelumnya. Selain itu, salah satu fungsional Al-Qur`an adalah sebagai pengujian (muhaiminan alaih) dan pembetulan/koreksi (mushaddiq) terhadap kitab-kitab terdahulu (Qs. Al-Ma’idah 48).
Keyakinan umat Islam terhadap kitab-kitab terdahulu hanya sebatas mengimani keberadaannya, bahwa Allah pernah mewahyukan Taurat kepada Musa dan Injil kepada Nabi Isa sebagai petunjuk bani Israel ke jalan Tuhan. Tidak ada kewajiban bagi umat Islam untuk mengamalkan Taurat yang ada dalam kitab Bibel milik umat Kristiani saat ini, karena tidak ada bukti yang shahih bahwa Taurat Bibel itu adalah peninggalan Nabi Musa AS. Bahkan beberapa penyelidikan membuktikan bahwa Taurat Bibel itu ditulis setelah Nabi Musa wafat. Demikian pula keyakinan umat Islam terhadap keempat Injil dalam Bibel. Keempat Injil ini bukan peninggalan Nabi Isa AS, melainkan ditulis oleh orang-orang yang bukan murid Yesus berpuluh-puluh tahun setelah Nabi Isa tidak ada di dunia.
Kesalahan dasar asumsi ketika mendefinisikan Allah, menjadi batu sandungan sendiri bagi para Kristen Tauhid. Frans mengurai kata “Allah” berasal dari dua kata yaitu “al” (kata sandang) dan “ilah” (sesembahan, god). Secara etimologis Allah memiliki padanan makna dalam bahasa Indonesia menjadi Dewa, dalam bahasa Inggris menjadi God, dalam bahasa Ibrani menjadi Elohim, dan dalam bahasa Yunani menjadi Theos. (hlm. 23).
Kata “Allah” adalah isim ghairu musytaq (kata yang tidak ada asal katanya dan bukan pecahan dari kata lain). Karena kata ini tidak bisa dirubah menjadi bentuk tatsniyah (ganda), bentuk jamak (plural), dan tidak dapat dijadikan sebagai mudhaf.
Maka menerjemahkan “Allah” menjadi Dewa atau God adalah kesalahan yang sangat fatal. Sebab Dewa dan God adalah kata benda yang dapat diubah menjadi bentuk jamak “Dewa-dewa” dan “Gods”, sedangkan Allah adalah satu-satunya nama ghairu musytaq yang tidak bisa diubah menjadi jamak. Semakin salah jika Allah dipadankan dengan kata “Elohim” karena Elohim adalah bentuk jamak dari “Eloah”.
Kata “Allah” juga disebut sebagai isim murtajal, maksudnya kata “Allah” adalah nama asal bagi Dzat Yang Wajib Ada, Yang Maha Suci, Maha Agung dan Yang Berhak Disembah (ma’bud). Tidak ada satu pun makhluk yang berhak memakai nama “Allah”.
Karena “Allah” adalah nama, maka tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Nama ini diperkenalkan sendiri oleh Allah dalam Al-Qur`an:
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Ilah (yang haq) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku” (Qs. Thaha 14).
7 komentar:
Kita bangsa Indonesia terlalu sibuk dengan gontok-gontokan apa itu Islam, apa itu Kristen.Masalahnya: agama Islam dan Kristen adalah agama yang diturunkan pertamakali kepada bangsa Israel dan bansa Arab, kenapa?; karena kedua bangsa ini walaupun saudara melalui nabi Ibrahim/Abraham sudah diketahui oleh Allah adalah bangsa yang keras kepala, sehingga kedua bangsa ini sampai sekarang masih terus berperang.Nah,untuk itulah Allah menurunkan Nabi-Nabi kepada kedua bangsa ini kerena kedua bangsa ini adalah bangsa yang keras kepala.Kita bangsa Indonesia tidak pernah sampai sekarang diturunkan Nabi oleh Allah, karena bangsa kita pada dasarnya adalah bangsa yang lemah lembut,toleran,entahlahlah kalau nanti kedepannya.Jadi kita bangsa Indonesia tak usahlah ikut2an ribut mengenai agama.Jalankan saja keyakinan kita masing2, tak usah ikut campuri keyakinan orang lain karena pada prinsipnya Allah menyayangi dan mengasihi seluruh makhluk dialam semesta ini. Terimakasih.
Mau lihat "serangan" lainnya dari Frans Donald, yakni bahwa Al Quran membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan meragukan keaslian Al Quran? Kunjungi: http://fransdonald.blogspot.com/2008_07_01_archive.html
Salam,
Wahai Tim Fakta, Anda mengira bahwa Alkitab Kristen mengajarkan doktrin "Yesus adalah Allah sejati"?
Dapatkan FAKTA-FAKTAnya di buku Frans Donald yang judul MENJAWAB DOKTRIN TRITUNGGAL, agar Anda dapat pencerahan.
Wass.
yahhh...semacam snouck hourgrounje anakan lah kawan kita si frans ini..
dia hendak merangkul islam..mengangkat..lalu menjatuhkannya setelah dia punya jaringan antek2 kuat..
to Yahshua : silahkan cari kebenaran dalam keyakinan kita masing2, kawan.
Mempelajari suatu agama. atau beberapa agama. atau beberapa keyakinan yang tepat adalah dengan cara meletakkan diri kita dahulu secara netral diluar agama atau kepercayaan yang kita riset.Kita mesti berpikir rasional obyektif murni sebagai orang yang akan mengadakan riset.Jadi kita sengaja atau tidak sengaja, jangan pegang dalil dalil tertentu dari agama yang kita anut sebagai "wasit" yang lalu tidak sengaja dipakai menghakimi sesuatu agama yang kita riset tersebut, trus yang satu diangggap salah dan membenarkan yang lain, karena kita sudah pegang dalil dalil tertentu sebagai batasan kriteria.Ini bukan hal yang gampang.Selama ini jarang bahkan hampir tidak pernah ada kita melihat riset atau debat agama yang bisa murni tanpa memaksakan kehendak atau keberpihakan tertentu karena ujung ujungnya si periset akan memakai agamanya sbg dasar dalam menilai agama lain. Maka tampaknya jika kita lebih mengedepankan akal sehat dan kesatuan, keutuhan dan persatuan bangsa tampaknya agama bukanlah obyek riset yang bisa didekati secara netral sebagaimana obyek riset ilmu yang lain (misalkan riset terhadap tenaga atom,biologi sel,matematika-fisika dll,) karena setiap agama pasti membawa dogmanya masing masing yang dipegang secara ketat dan tidak tersentuhkan dan cenderung dibela habis habisan oleh penganutnya, yang tidak bisa disangka.Jadi mempelajari suatu agama atau kepercayaan tertentu kesimpulannya berbasik dasar dogma agama masing masing yang tidak perlu di versuskan dengan agama atau kepercayayan yang kita anut.Hal yang sama dari setiap tujuan suatu agama /kepercayaan adalah bagaimana penganutnya bisa hidup lebih baik didunia dan melasanakan ajaran agamanya masing masing,menghindari larangan2Nya dan berguna bagi sesama agar kelak mendapat kebahagian di Surga menghadap Tuhan karena selama hidup telah membawa bekal yang cukup sesuai yang diajarkan di agama kepercayaan masing masing.Amin
Bismillahrrahmanirrahim
Dunia maya perlu mgetahui bahwa di bumi Pancasila yg berkeTUHAN YANG MAHA ESA, Rakyatnya menganut Agama pilihannya masing2,
Selama berkeTUHANAN kpada YME. Insya Allah kami usahakan memberi MAKNA Kelahiran NKRI di Mata Dunia (17.8.1945)
. QS.17/19.45.
SURAT.17.(Perjalanan Dahsyat N.Muhamad menuju ke Arasy tempat pertemuan Allah Swt dengan Penutup Nabi-Nya, Penerima Kitab Suci terakhir yang mengandung makna seluruh KitabSuci Pendahulunya demi keselamatan Umat-Manusia di Akhirat insya Allah).
(Qs.17/8).Mudah2an Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu: dan sekiranya kamu kembali kepada(kedurhakaan)....
dan buka Terjemahan.ayat 19 dan ayat 45 silahkan cermati hayati sepenuh hati.
Di NKRI Yang Berideologi Pancasila Telah lahir pula Insan Pancasila yang telah berhasil menjiwai dan di jiwai Al Quran Al Quran dan Alhamdulillah sejak Pemerintahan Presiden kedua NKRI (Bpk.alm.Soeharto MUSLIM PANCASILA sudah lahir dan
Berusaha dengan serius menggunakan semua kemampuannya untuk memahami makna dan mujizat Al Quran sebagai produk langsung (Qs.10/37) dari sisi TUHAN YME Penguasa dan Pemelihara seluruh alam semesta.
Lewat makna Mujizat Al Quran yang telah diyakinininya serta janji2 Allah yang Maha Benar di dunia utamanya diakhirat. Semuanya Alhamdulillah MUSLIM PANCASILA telah menemukan Jati-dirinya dalam NKRI yg ber-ideologi Pancasila yang berkeTUHANAN kpada Yang Maha Esa
dan berpriKemanusian.
Berkat karena SHIBGHAH ALLAH Muslim Pancasila memperkenalkan diri Muslim yang Berserah diri Merujuk sepenuhnya hanya kepada Ajaran Allah Swt yang tidak ada "keraguan" sedikitpun memberi Petunjuk kepada orang2 ber TAKWA.
Lewat kacamata Al Quran Muslim Pancasila insya Allah mampu membuktikan bahwa semua manusia yang suka memfitnah dan menyesatkan sesamanya bani-Adam hamba Tuhan Yang Maha Kuasa dan yg pada khususx
Anak Bangsa NKRI mereka2 itu PASTI belum men-jiwai dan di-jiwa KitabSuciNYA .
Kehadiran Muslim Pancasila yang menggunakan Kacamata Al Quran insya Allah mampu menjelaskan penyebabnya manusia2 Indonesia tidak seluruhnya mencintai dan menyayangi Pancasila sebagai ideologi Bangsa dan Negara. Karena Kacamata yg mereka2 pakai bukan Kacamata Kitab Suci Utamanya Umat yang mayoritas di Bumi-Pancasila ini.Itulah sebabnya Negara Idola kita diserang dan dikepung musuh2 kebenaran karena manusia2 pada umumnya belum memahami KitabSucinya,
mudah2an di abad ke 21 skrang NKRI Yang ber ideologi terbaik di dunia dapat "membuktikan" kpada dunia Kemahabenaran Al Quran sebagai produk langsung dari Allah Swt,
mengingat umat Islam terbesar di dunia adalah di NKRI yang berideologi Pancasila yang secara "kebetulan" ada Muslim Pancasila di dalamnya,
insya Allah mampu membuktikan bahwa semua agama dibumi sudah perlu diluruskan lewat "AL QURAN" Ajaran yang sangat manusiawi tidak menghakimi sesamanya bani Adam, tetapi hanya mmbawa brita gembira dan ancaman/pringatan.
Oleh:M.Y.M.A/B_MA
Posting Komentar