Para penginjil benar-benar frustasi dalam membela imannya kepada ketuhanan Trinitas. Setelah gagal membuktikan keabsahan dontrin Trinitas secara teologis berdarkan ayat-ayat Bibel, mereka melirik Al-Qur’an. Secara semberono, kitab suci umat Islam diselewengkan untuk melegitimasi doktrin Trinitas.
Seorang penginjil yang memakai nama Abd Yadi, menulis buku berjudul Memahami dan Mengenal Allah Tritunggal untuk membuktikan keabsahan doktrin Trinitas dan Ketuhanan Yesus. Buku ini beredar di kota Malang, bertepatan ketika kawasan sejuk di Jawa Timur ini dihebohkan dengan kasus pelecehan terhadap Al-Qur’an oleh Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI). Ironinya, buku yang mempermainkan ayat-ayat Al-Qur’an ini justru dijual di toko buku milik pendeta yang menjadi tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Malang.
Satu-satunya ayat Bibel yang dijadikan dalil doktrin Trinitas oleh Abd Yadi adalah kitab 1 Yohanes 5:7-8: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”
Ayat tersebut dikutip pada halaman 8 dengan penjelasan singkat: “Inilah yang sering dikenal dengan sebutan Allah Tritunggal.”
Untuk memperjelas doktrin Trinitas, Abd Yadi membuat analogi segitiga sama sisi yang diumpamakan sebagai satu kesatuan Tuhan. Dalam sebuah segitiga ini terdiri dari tiga buah garis yang sama panjang, masing-masing garis ini diibaratkan sebagai Tuhan Bapa, Tuhan Anak atau Firman yaitu Yesus, dan Tuhan Roh Kudus. Bangunan ini tidak dapat disebut segitiga bila salah satu garisnya tiada. Menurut Abd Yadi, diri Allah saja tidak dapat disebut sebagai Allah jika tidak memiliki Firman (Yesus) dan Roh Kudus. Jika hanya ada Allah saja tanpa Firman (Yesus) dan Roh Kudus, berarti Allah itu mati.
Logika penginjil ini dapat dipatahkan dengan beberapa argumen. Pertama, pada permulaan penciptaan alam, Yesus belum lahir, tapi Allah tidak mati, bahkan Maha Hidup dan Maha Kuasa menciptakan alam semesta beserta isinya. Kitab Kejadian 1:1 menyebutkan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Kedua, akal bulus penginjil yang membuat perumpamaan Tuhan dengan sebuah segitiga ini semakin terbukti kelemahannya pada ayat Bibel yang mengisahkan kematian Yesus di tiang salib (Matius 27:50, Markus 15:37, Lukas 23:46, Yohanes 19:28). Ketika itu Allah Bapa dan Allah Roh Kudus masih ada, tapi mengapa Yesus bisa mati?
Perumpamaan Tuhan Segitiga untuk pembenaran doktrin Tuhan Trinitas dalam iman Kristiani ini adalah usaha yang mubazir, seperti menegakkan benang basah. Penginjil Abd Yadi akan menyesal dan baru menyadari betapa sia-sia usahanya dalam membela Trinitas, bila dia tahu betapa ayat Trinitas yang diperjuangkannya adalah ayat yang palsu.
Kata “Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” dalam Bibel ini memang satu-satunya ayat yang secara jelas mennyatakan doktrin Trinitas. Konsensus para teolog menyatakan bahwa ayat ini adalah palsu belaka. Lembaga Biblika Indonesia (LBI) menghakimi ayat trinitas itu sbb: “Bagian kalimat antara kurung itu pasti tidak asli” (Kitab Suci Perjanjian Baru tahun 1977/1978, hlm. 551).
Dalam The Holy Bible New International Version halaman 1242, ayat trinitas itu disebut sebagai “not found in any Greek manuscript before sixteenth century” (tidak ditemukan sebelum abad ke-16).
Dr. GC. Van Niftrik dan D.S.B.J Boland menegaskan: “Di dalam Alkitab tidak diketemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata TRITUNGGAL ataupun ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut, mungkin dalam 1 Yahya 5: 6-8. Tetapi sebagian besar dari ayat itu agaknya belum tertera dalam naskah aslinya... (Dogmatika masa kini, 1967, hlm. 418).
William Barclay dalam buku The Daily Bible Study: the Epistles of John and Jude menjelaskan: “Ayat ini tidak muncul dalam manuskrip Yunani yang lebih muda dari abad ke-14. Manuskrip-manuskrip yang besar termasuk pada abad-abad ke-3 dan ke-4, dan ayat ini tidak terdapat di dalamnya. Tidak ada satu orang pun dari bapak-bapak Gereja besar yang mengetahui adanya ayat ini. Karena Versi asli Vulgata yang berasal dari Jerome tidak mencakupnya. Orang pertama yang mengutipnya adalah seorang bidah Spanyol yang bernama Priscillian yang meninggal tahun 385 M. Sesudah itu ayat ini menyelinap masuk ke dalam teks-teks Latin dari Perjanjian Baru, walaupun sebagaimana telah kita lihat, ia tidak dapat masuk ke dalam teks Yunani” (edisi Indonesia: Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat-surat Yohanes dan Yudas, hlm. 185-187).
Setelah mengotak-atik keesaan tuhan dengan logika “segitiga sama sisi,” penginjil Abd Yadi merakit ayat Bibel dan Al-Qur’an untuk justifikasi gelar “Tuhan” untuk Yesus (hlm. 34-35). Ayat yang diparalelkan adalah Kisah Para Rasul 2:36 yang berbunyi: “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”
Menurut Abd Yadi, ayat Bibel ini didukung oleh ayat Al-Qur’an: “Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhanya manusia, Rajanya manusia, Sembahannya manusia” (Qs. An-Nas 1-3).
Kesalahan penginjil ini sangat fatal dan berlipat-lipat. Ayat Bibel yang menyatakan bahwa Allah telah melantik Yesus sebagai Tuhan, patut dipertanyakan, karena jauh sebelumnya Allah berfirman bahwa selama-lamanya Dia tidak akan membentuk Tuhan selain Dia.
“Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada juruselamat selain daripada-Ku” (Yesaya 43: 10-11).
Keliru besar jika surat An-Nas dipahami sebagai ayat yang menyatakan ketuhanan Yesus. Kekeliruan ini dibuktikan sendiri oleh Nabi Isa AS. Dengan tegas Nabi Isa memerintahkan manusia untuk bertuhan dan menyembah Allah SWT. Sabda suci Nabi Isa ini diabadikan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus” (Qs. Az-Zukhruf 64).
Surat An-Nas dan surat sebelumnya yaitu Al-Falaq, berisi perintah kepada orang-orang yang beriman agar memohon perlindungan (isti’adzah) hanya kepada Allah SWT dari kejahatan. Bedanya, surat Al-Falaq berisi perintah untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan, sedangkan surat An-Nas secara spesifik memerintahkan untuk memohon perlindungan dari kejahatan jin dan manusia.
Maka umat Islam berlindung kepada Allah dari jahatnya bisikan setan, baik setan dari bangsa jin maupun manusia, termasuk para penginjil macam Abd Yadi yang hobi menyelewengkan ayat-ayat Allah.
Seorang penginjil yang memakai nama Abd Yadi, menulis buku berjudul Memahami dan Mengenal Allah Tritunggal untuk membuktikan keabsahan doktrin Trinitas dan Ketuhanan Yesus. Buku ini beredar di kota Malang, bertepatan ketika kawasan sejuk di Jawa Timur ini dihebohkan dengan kasus pelecehan terhadap Al-Qur’an oleh Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI). Ironinya, buku yang mempermainkan ayat-ayat Al-Qur’an ini justru dijual di toko buku milik pendeta yang menjadi tokoh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Malang.
Satu-satunya ayat Bibel yang dijadikan dalil doktrin Trinitas oleh Abd Yadi adalah kitab 1 Yohanes 5:7-8: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”
Ayat tersebut dikutip pada halaman 8 dengan penjelasan singkat: “Inilah yang sering dikenal dengan sebutan Allah Tritunggal.”
Untuk memperjelas doktrin Trinitas, Abd Yadi membuat analogi segitiga sama sisi yang diumpamakan sebagai satu kesatuan Tuhan. Dalam sebuah segitiga ini terdiri dari tiga buah garis yang sama panjang, masing-masing garis ini diibaratkan sebagai Tuhan Bapa, Tuhan Anak atau Firman yaitu Yesus, dan Tuhan Roh Kudus. Bangunan ini tidak dapat disebut segitiga bila salah satu garisnya tiada. Menurut Abd Yadi, diri Allah saja tidak dapat disebut sebagai Allah jika tidak memiliki Firman (Yesus) dan Roh Kudus. Jika hanya ada Allah saja tanpa Firman (Yesus) dan Roh Kudus, berarti Allah itu mati.
Logika penginjil ini dapat dipatahkan dengan beberapa argumen. Pertama, pada permulaan penciptaan alam, Yesus belum lahir, tapi Allah tidak mati, bahkan Maha Hidup dan Maha Kuasa menciptakan alam semesta beserta isinya. Kitab Kejadian 1:1 menyebutkan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”
Kedua, akal bulus penginjil yang membuat perumpamaan Tuhan dengan sebuah segitiga ini semakin terbukti kelemahannya pada ayat Bibel yang mengisahkan kematian Yesus di tiang salib (Matius 27:50, Markus 15:37, Lukas 23:46, Yohanes 19:28). Ketika itu Allah Bapa dan Allah Roh Kudus masih ada, tapi mengapa Yesus bisa mati?
Perumpamaan Tuhan Segitiga untuk pembenaran doktrin Tuhan Trinitas dalam iman Kristiani ini adalah usaha yang mubazir, seperti menegakkan benang basah. Penginjil Abd Yadi akan menyesal dan baru menyadari betapa sia-sia usahanya dalam membela Trinitas, bila dia tahu betapa ayat Trinitas yang diperjuangkannya adalah ayat yang palsu.
Kata “Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu” dalam Bibel ini memang satu-satunya ayat yang secara jelas mennyatakan doktrin Trinitas. Konsensus para teolog menyatakan bahwa ayat ini adalah palsu belaka. Lembaga Biblika Indonesia (LBI) menghakimi ayat trinitas itu sbb: “Bagian kalimat antara kurung itu pasti tidak asli” (Kitab Suci Perjanjian Baru tahun 1977/1978, hlm. 551).
Dalam The Holy Bible New International Version halaman 1242, ayat trinitas itu disebut sebagai “not found in any Greek manuscript before sixteenth century” (tidak ditemukan sebelum abad ke-16).
Dr. GC. Van Niftrik dan D.S.B.J Boland menegaskan: “Di dalam Alkitab tidak diketemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata TRITUNGGAL ataupun ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut, mungkin dalam 1 Yahya 5: 6-8. Tetapi sebagian besar dari ayat itu agaknya belum tertera dalam naskah aslinya... (Dogmatika masa kini, 1967, hlm. 418).
William Barclay dalam buku The Daily Bible Study: the Epistles of John and Jude menjelaskan: “Ayat ini tidak muncul dalam manuskrip Yunani yang lebih muda dari abad ke-14. Manuskrip-manuskrip yang besar termasuk pada abad-abad ke-3 dan ke-4, dan ayat ini tidak terdapat di dalamnya. Tidak ada satu orang pun dari bapak-bapak Gereja besar yang mengetahui adanya ayat ini. Karena Versi asli Vulgata yang berasal dari Jerome tidak mencakupnya. Orang pertama yang mengutipnya adalah seorang bidah Spanyol yang bernama Priscillian yang meninggal tahun 385 M. Sesudah itu ayat ini menyelinap masuk ke dalam teks-teks Latin dari Perjanjian Baru, walaupun sebagaimana telah kita lihat, ia tidak dapat masuk ke dalam teks Yunani” (edisi Indonesia: Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat-surat Yohanes dan Yudas, hlm. 185-187).
Setelah mengotak-atik keesaan tuhan dengan logika “segitiga sama sisi,” penginjil Abd Yadi merakit ayat Bibel dan Al-Qur’an untuk justifikasi gelar “Tuhan” untuk Yesus (hlm. 34-35). Ayat yang diparalelkan adalah Kisah Para Rasul 2:36 yang berbunyi: “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”
Menurut Abd Yadi, ayat Bibel ini didukung oleh ayat Al-Qur’an: “Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhanya manusia, Rajanya manusia, Sembahannya manusia” (Qs. An-Nas 1-3).
Kesalahan penginjil ini sangat fatal dan berlipat-lipat. Ayat Bibel yang menyatakan bahwa Allah telah melantik Yesus sebagai Tuhan, patut dipertanyakan, karena jauh sebelumnya Allah berfirman bahwa selama-lamanya Dia tidak akan membentuk Tuhan selain Dia.
“Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah Tuhan dan tidak ada juruselamat selain daripada-Ku” (Yesaya 43: 10-11).
Keliru besar jika surat An-Nas dipahami sebagai ayat yang menyatakan ketuhanan Yesus. Kekeliruan ini dibuktikan sendiri oleh Nabi Isa AS. Dengan tegas Nabi Isa memerintahkan manusia untuk bertuhan dan menyembah Allah SWT. Sabda suci Nabi Isa ini diabadikan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus” (Qs. Az-Zukhruf 64).
Surat An-Nas dan surat sebelumnya yaitu Al-Falaq, berisi perintah kepada orang-orang yang beriman agar memohon perlindungan (isti’adzah) hanya kepada Allah SWT dari kejahatan. Bedanya, surat Al-Falaq berisi perintah untuk memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan, sedangkan surat An-Nas secara spesifik memerintahkan untuk memohon perlindungan dari kejahatan jin dan manusia.
Maka umat Islam berlindung kepada Allah dari jahatnya bisikan setan, baik setan dari bangsa jin maupun manusia, termasuk para penginjil macam Abd Yadi yang hobi menyelewengkan ayat-ayat Allah.
7 komentar:
Yesus Tuhan, boy !
Yesus itu JantungNya Tuhan ibrani 1:3 tiga pribadi satu nama yaitu Yesus
saksikan debat saya di edyprayitno.wordpress.com
Luga siap meratakan lairan sesat fakta(anti pemurtadan)
MATIUS 7:21
“Bukannya tiap2 orang yg menyeru aku Tuhan,Tuhan, akan masuk ke dalam kerajan sorga, hanyalah orang2 yg melakukan kehendak Bapaku yg disorga”.
kalau yesus tuhan pasti tahu kapan datangnya kiamat tapi yesus ga tahu hanya bapa yang disorga yang tahu kapan kiamat terjadi, itulah hebatnya alkitab ada ayat yang menyatakan bahwa yesus tuhan dan ada pula yang menyatakan bahwa yesus itu nabi atau anak manusia...? mana yang bener itu terserah anda.....
http://al-kitabiah.blogspot.com
“Keluaran” pasal 4 ayat 22.
B: Baik, di situ disebutkan: “Maka pada masa itu hendaklah katamu kepada Fir’aun demikian: “Inilah firman Tuhan: Bahwa Israil itulah anak-Ku laki-laki, yaitu anak-Ku yang sulung”.
A: Di ayat ini disebutkan bahwa Israil adalah anak Tuhan yang sulung, sedangkan Yesus tidak disebutkan anak yang ke berapa. Silahkan buka lagi “Yeremia” pasal 31 ayat 9.
B: Ayat ini menyebutkan, “Akulah Bapak bagi Israil, dan Afraim itulah anak yang sulung.”
KoK Anak tuhan ramai..
“Matius” pasal 5 ayat 9.
“Berbahagialah segala orang yang mendamaikan orang, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah”.
Akupun Insya Allah Layak menjawat annak Allah..amin
@ LAYAKKAH "tuhan" Yesus berdoa...? Kepada siapakah dia berdoa...
>> Bukankah "konon katanya" dia adalah tuhan ?? hehehehe....=D
Mat 27:46
Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
>> "Eli, Eli, lama sabakhtani?"
Artinya:
>> "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?? :'(
LUK 23:46
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya BAPA, ke dalam tangan-MU Kuserahkan nyawa-Ku "
>> Dan sesudah berkata demikian Ia MENYERAHKAN nyawa-Nya. :'(
=> PERTANYAANNYA ADALAH..:
>> Kalok Yesus itu tuhan.. maka kepada SIAPAKAH dia MELOLONG-LOLONG minta tolong..??
>> Jika mmg Yesus itu tuhan.. maka kepada SIAPAKAH dia MENYERAHKAN nyawanya...?
Menurut Doktrin GILA gerejani "imani saja-jangan banyak tanya" B|
.. dinyatakan bhw "Yesus dan BAPA adalah SATU" [Yoh.10:30] > Betul...? OK de.!! B|
Lalu.. saat Yesus IS DEAD... LOGIKANYA... sang BAPA yang "menyatu dgn Jesus" itu pun otomatis ikut IS DEAD juga khan..? :'(
LALU.. kepada siapa lagi kah Yesus menyerahkan nyawanya bro? Kepada Arwah gentayangan dari Kudus kah...??? hehehehe...=D
Assalamualaikum warohmatulloh akhi.. afwan ana mohon infonya untuk dapat berlangganan majalah modus akh.. jazakalloh khoiron katsiron akh..
Posting Komentar