MALANG - Tms, warga Bareng Kulon, Kecamatan Klojen, Kota Malang, hingga kemarin maish berada di Mapolresta Malang. Pemuda 25 tahun yang menggunakan burqah (semacam jilbab pajang dan bercadar) dan menyusup ke Majelis Taklim di Masjid As Salam Jl Bendungan Riam, Kota Malang, itu tidak ditahan. Sebab, polisi tidak menemukan unsur yang mengarah pada tindak kejahatan.
Selain itu, permintaan untuk tinggal di mapolresta adalah permintaanya sendiri. Pasalnya, dia takut kena teror dan ancaman dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tms Minggu pagi kemarin ditangkap jamaah Majelis Taklim Husnul Khotimah karena dianggap telah dicurigai laki-laki yang memakai baju wanita. Benar juga, setelah burqah-nya dibuka paksa, ternyata "wanita" ber-burqah itu adalah laki-laki. Dia adalah Tms. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, Tms diserahkan pengurus jamaah pengajian ke Polresta Malang.
Lantas apa motif Tms menyusup ke majelis taklim? Saat ditemui di mapolresta, Tms mengaku semata-mata hanya faktor keingintahuan terhadap agama Islam. Tidak ada maksud melecehkan atau maksud lain. "Rasa ingin tahu saya muncul setelah mendengar ceramah dari Aa Gym," ujar Tms pendek.
Selain itu, sambung dia, sejak ditinggal bapak kandungnya sejak masih duduk di bangku SD, ia mengaku seperti tak memiliki pegangan hidup. Tms selalu mengikuti semua yang diperintahkan ibunya, salah atau salah. "Kalau menyangkut keyakinan, saya selalu bimbang," tandas Tms.
Permasalahan keluarga yang kerap menghinggapi kehidupannya juga membuat pria pendiam ini mencoba mencari pegangan hidup. Setiap kali ada kesempatan keluar rumah, dia selalu memanfaatkan untuk membaca buku tentang keyakinan. Hingga pada Februari 2006 lalu, Tms mendengarkan ceramah Aa Gym di Stadion Gajayana Malang. Dari ceramah yang didengarkan itu, Tms mengaku menemukan ketenangan dalam jiwanya. "Sejak saat itu saya sering membaca buku tentang Islam," jelasnya.
Selain membaca buku, Tms juga rutin mendatangi kegiatan keagamanan. Walau saat datang dia hanya sekadar melihat atau mendengarkan dari jauh. "Saya mendapat informasi adanya kegiatan dari media. Selain itu, saat kebetulan melintas ada kegiatan ceramah lalu saya sempatkan berhenti," tambahnya.
Mengapa dari jarak jauh? Tms mengaku takut ada teman yang mengetahuinya. "Hanya takut dan cemas saja," ujar Tms.
Karena keingintahuan yang mendalam itu, Tms lalu merencanakan sesuatu. Dengan membeli burqah di wilayah Dinoyo, Tms memantapkan niatnya untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Islam. Dia mendatangi majelis taklim Husnul Khotimah di Masjid As Salam, Jl Bendungan Riam, Kota Malang. Sebelumnya, Tms terlebih dulu bergabri pakaian terlebih dahulu di sebuah lapangan yang tidak jauh dari lokasi majelis taklim. "Setelah menggunakan burqah, saya lalu masuk, dan melihat buku yang dipajang di depan," terang Tms.
Karena tingkah lakunya mencurigakan, jamaah perempuan lain memberanikan diri untuk menangkap penyusup itu. Betapa kagetnya jamaah perempuan ketika cadar dibuka paksa. Mereka melihat wajah seorang laki-laki dewasa di balik cadar itu. "Saya ditangkap dan diserahkan ke Polresta Malang," akunya. (Jawapos, Radar Malang)
Selain itu, permintaan untuk tinggal di mapolresta adalah permintaanya sendiri. Pasalnya, dia takut kena teror dan ancaman dari orang yang tidak bertanggung jawab.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tms Minggu pagi kemarin ditangkap jamaah Majelis Taklim Husnul Khotimah karena dianggap telah dicurigai laki-laki yang memakai baju wanita. Benar juga, setelah burqah-nya dibuka paksa, ternyata "wanita" ber-burqah itu adalah laki-laki. Dia adalah Tms. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, Tms diserahkan pengurus jamaah pengajian ke Polresta Malang.
Lantas apa motif Tms menyusup ke majelis taklim? Saat ditemui di mapolresta, Tms mengaku semata-mata hanya faktor keingintahuan terhadap agama Islam. Tidak ada maksud melecehkan atau maksud lain. "Rasa ingin tahu saya muncul setelah mendengar ceramah dari Aa Gym," ujar Tms pendek.
Selain itu, sambung dia, sejak ditinggal bapak kandungnya sejak masih duduk di bangku SD, ia mengaku seperti tak memiliki pegangan hidup. Tms selalu mengikuti semua yang diperintahkan ibunya, salah atau salah. "Kalau menyangkut keyakinan, saya selalu bimbang," tandas Tms.
Permasalahan keluarga yang kerap menghinggapi kehidupannya juga membuat pria pendiam ini mencoba mencari pegangan hidup. Setiap kali ada kesempatan keluar rumah, dia selalu memanfaatkan untuk membaca buku tentang keyakinan. Hingga pada Februari 2006 lalu, Tms mendengarkan ceramah Aa Gym di Stadion Gajayana Malang. Dari ceramah yang didengarkan itu, Tms mengaku menemukan ketenangan dalam jiwanya. "Sejak saat itu saya sering membaca buku tentang Islam," jelasnya.
Selain membaca buku, Tms juga rutin mendatangi kegiatan keagamanan. Walau saat datang dia hanya sekadar melihat atau mendengarkan dari jauh. "Saya mendapat informasi adanya kegiatan dari media. Selain itu, saat kebetulan melintas ada kegiatan ceramah lalu saya sempatkan berhenti," tambahnya.
Mengapa dari jarak jauh? Tms mengaku takut ada teman yang mengetahuinya. "Hanya takut dan cemas saja," ujar Tms.
Karena keingintahuan yang mendalam itu, Tms lalu merencanakan sesuatu. Dengan membeli burqah di wilayah Dinoyo, Tms memantapkan niatnya untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Islam. Dia mendatangi majelis taklim Husnul Khotimah di Masjid As Salam, Jl Bendungan Riam, Kota Malang. Sebelumnya, Tms terlebih dulu bergabri pakaian terlebih dahulu di sebuah lapangan yang tidak jauh dari lokasi majelis taklim. "Setelah menggunakan burqah, saya lalu masuk, dan melihat buku yang dipajang di depan," terang Tms.
Karena tingkah lakunya mencurigakan, jamaah perempuan lain memberanikan diri untuk menangkap penyusup itu. Betapa kagetnya jamaah perempuan ketika cadar dibuka paksa. Mereka melihat wajah seorang laki-laki dewasa di balik cadar itu. "Saya ditangkap dan diserahkan ke Polresta Malang," akunya. (Jawapos, Radar Malang)
1 komentar:
seorang bencong kapir menyusup..alhamdulillah Allah 'Azza wa Jalla menyelamatkan hambanya dr berkumpul dgn bukan muhrim..bencong lagi..
Posting Komentar